Pejabat Pelaksana Tekhnis Kegiatan (PPTK) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kepulauan Anambas, Khairul mengaku belum melihat secara riil kondisi proyek pemeliharaan Jalan Letung - Kuala Maras (1 paket-red) yang dikerjakan PT Anugerah Kemilau Usaha yang pagu anggarannya kurang lebih Rp1,5 milair dari dana APBD Anambas.
"Terus terang sampai sat ini saya belum sempat meninjau proyek pengerjaan Jalan Letung - Kuala Maras tersebut. Kebetukan saat ini saya masih berada di Kalimantan. Dan insya allah sepulang dari sini (Kalimantan-red) kita langsung turun ke lapangan untuk meninjau sekaligus mengecek proyek itu," ujar Khairul kepada Haluan Kepri, melalui telpon genggamnya, Sabtu (9/1).
Khairul menjelaskan, bahawa tender proyek pemeliharaan jalan yang dimenangi PT Anugerah Kelmilau Usaha itu baru berjalan sekitar belasan belasan hari. Oleh karenannya, Dinas PU Kabupaten Anambas belum bisa mengontrol dan mengambil langkah terkait pengaduan dari LSM Tatanan Wisata Anambas (Tawas) Kabupaten Kepulauan Anambas ke DPRD.
"Namun jika pengaduan dari LSM Tawas tersebut ada benarnya, kita dari PPTK Dinas PU akan meninjau ulang serta memberikan teguran kepada kontraktor bersangkutan," ungkap Khairul.
Ditanya masalah pencairan dananya telah berjalan sekitar 20 persen terhadap pengerjaan proyek pemeliharaan jalan Letung-Kuala Maras, menurut Khairul, pembayaran tersebut merupakan bentuk uang muka yang dikeluarkan Pemkab Anambas untuk pengerjaan proyek tersebut.
"Tarmen sebesar 20 persen yang telah dikeluarkan untuk PT Anigerah Kemilau Usaha tidak lain merupakan uang muka untuk tahap awal pengerjan proyek jalan itu," kata Rusli mengasakan.
Sementara itu Direktur PT Anigerah Kemilau Usaha, Rusli membantah temuan LSM Tawas yang mendiskreditkan perusahaannya atas pengerjaan proyek pemeliharaan Jalan Letung - Kuala Maras sarat penyimpangan.
"Dari mana LSM Tawas itu bisa mengatakan kalau proyek pengerjaan Jalan Letung - Kuala Maras sarat penyimpangan. Laporan tersebut jelas mengada-mengada dan tidak berdasarkan fakta di lapangan. saya bantah itu," kata Rusli dengan nada berang melalui sambungan telpon, Minggu (10/1).
Dijelaskan Rusli, tender proyek yang dikerjakannya itu belum sampai pada perjanjian kontrak awal dengan Pemkab Anambas yakni selama 6 bulan. Dan sampai kini pengerjaannya baru berjalan selama 16 hari.
Keterlambatan pengerjaan proyek pemeliharaan jalan tersebut diakui Rusli karena ada beberapa hal, salah satunya kondisi cuaca yang tidak memungkin di Kabupaten Anambas beberapa hari belakangan mengakibatkan pengerjaan jalan sedikit terhambat.
"Bebebrapa hari belakangan hujan terus mengguyur lokasi proyek jalan yang kami kerjakan. Sehingga alat-alat berat yang stand by tidak mampu untuk meratakan tanah yang berlumpur. Sekali lagi saya katakan, alat berat untuk pemeilaharaan jalan tersebut telah ada di lokasi," tandasnya.
Disinggung mengenui tarmen yang telah diterima sebesar 20 persen, Rusli mengaku kalau dana tersebut sudah sewajarnya diterima perusahannya dari Pemkab Anambas untuk memulai pengerjaan proyek pemeliharaan Jalan Letung- Kuala Maras.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Anambas, Amat Yani saat dikonfirmasi, terkait laporan LSM Tawas Kabupaten Anambas, menyangkut temuan indikasi ketidakberesan pengerjaan proyek pemeliharaan Jalan Letung - Kuala Maras belum berhasil diperoleh keterangan. Berkali-kali dihubungi ke nomor telpon genggamnya sedang tidak aktif.
Seperti diberitakan, LSM Tatanan Wisata Anambas (Tawas) Kabupaten Kepulauan Anambas mengkritisi pengerjaan proyek pemeliharaan Jalan Letung - Kuala Maras (1 paket-red). Proyek yang dikerjakan PT Anugerah Kemilau Usaha dengan pagu anggaran Rp1,5 milair dari APBD Anambas tersebut sarat penyimpangan dan tidak sesuai kontrak awal.
Ketua LSM Tawas Kabupaten Anambas, Indra Syahputra mengatakan, sesuai dengan kontrak awal antara Pemerintah Kabupaten Anambas dalam hal ini Dinas Pekrerjaan Umum (PU) dengan kontraktor yang mengikuti proses lelang harus memenuhi syarat untuk memenangkan tender proyek tersebut.
"Bagaimana proyek jalan itu bisa berjalan dengan lancar kalau alat-alat berat seperti exavator, motorgrader, vibro/compact, dumtruck dan loder untuk mengerjakan jalan itu saja belum sampai di lokasi," ujar Indra melalui sambungan telpon, Jumat